Chingudeul, annyeooong :D hahaha
Aku mau share nih, lanjutan FF ku yang judulnya Andannte~ Hihihi..
Masih dengan appa sama eommaku (?) Leeteuk and Taeyeon ^_^
Terimakasih banget buat kalian yang udah baca yang pertama, waw banget banyak juga yang baca :D haha, gomawooo *bow
Happy Reading ...
Author POV
2 hari kemudian... Taeyeon sudah sibuk dikamarnya sejak jam 5 pagi. Padahal semua pelayan rumahnya sudah menyiapkan keperluan untuk orientasi hari ini *emang ada ya?? --" ah lanjuut*. Ia berulang kali bolak.balik dicermin, mengecek rambutnya dia takut kalau rambutnya tiba-tiba berantakan dan kemungkinan kemungkinan lain yang membuat rambutnya tak enak dipandang. Ia juga sibuk memperhatikan pakaiannya mulai dari atas sampai bawah. Dia takut ada noda yang bisa membuat penampilannya juga ikut jelek. "Bagaimana? Aku sudah rapi kan??" tanya Taeyeon pada pelayan yang ada dikamarnya. "Sudah nona. Kau cantik sekali.. Tapi, saya heran tumben sekali nona seperti ini." ujar sang pelayan pribadi Taeyeon. Taeyeon segera menoleh dan menatap pelayannya tajam lalu sedetik kemudian ia jadi malu sendiri. "Hihi. Oh iya ya.. Aku sendiri juga tak tau.." jawab Taeyeon sambil tersenyum. Taeyeon memang terkenal sangat ramah pada semua orang, dan juga sangat jarang marah. Tapi, sekalinya dia marah semua orang bisa menjadi merasa bersalah karena ia akan memilih untuk diam seribu bahasa dalam waktu yang tak bisa ditebak. Maka dari itu,orang yang sudah mengenal Taeyeon dengan baik, pasti memilih untuk membuat Taeyeon selalu tersenyum. Selain itu, karena sifatnya yang susah sekali marah, saat dia sedang kesal *kesal sama marah beda. Aahaha* Taeyeon memilih untuk menangis karena menurutnya menangis itu membuatnya tenang. "Nona.. Kau mau sarapan sekarang??" tanya sang pelayan. "Sarapan apa? Aku.takut kena pakaianku.." ujar Taeyeon polos. Sang pelayan tersenyum gemas sendiri. "Nasi goreng?" tawar sang pelayan. "Tidak ah.. Aku tidak mau sampai aku bau.nasi goreng" ujar Taeyeon sambil tertawa. "Tapi nona harus sarapan. Karena hari ini pasti akan sangat melelahkan." ujar sang pelayan. Taeyeon tersenyum. "Hmm tidak usah. Siapkan saja aku roti bakar. Ya?" Taeyeon segera keluar dari kamarnya meninggalkan sang pelayan yang wajahnya khawatir.
Jam 7 pagi Taeyeon sampai di Inha. "Pak... Kau pulang saja. Nanti aku akan menelponmu." ujar Taeyeon sambil membereskan bawaannya. "Oh ya. Kalau appa tanya kenapa kau pulang dan tak menungguiku. Bilang saja aku yang minta. Arraseo?' " ujar Taeyeon sambil tersenyum. Dia pun keluar dan berjalan menuju ruangannya. Mata Taeyeon sesaat terpana melihat seseorang di depan koridor menuju gedung kedokteran. Namja itu sedang bicara serius dengan seorang yeoja. Matanya serius menatap kearah lawan bicaranya itu. Ditangannya, ia memegang banyak kertas ntah apa isinya. Taeyeon tersenyum melihat Leeteuk. Dengan kaku dan menunduk dia berjalan lagi melewati Leeteuk dan yeoja yg sedang bicara dengannya itu.
Leeteuk POV
Ih, lama sekali sih yeoja ini bicara. Aku bahkan tak mengerti apa yg ia ucapkan. Aku ingin segera pergi darinya, tapi rasanya tak bisa. Lebih baik aku pura-pura tertarik dengan apa yg dia bicarakan tentang rencana orientasi hari ini. -.-" "Leeteuk-ssi. Bagaimana?" tanya yeoja yg kulupa namanya ini. "err. Urus saja.."
aku langsung pergi, takut urusan ini bertambah panjang dan lama lagi. Aku melihat kebelakang sekilas, wajah yeoja itu tampak kesal dan kecewa. Haha Aku segera balik ke ruang senat. Menunggu jam masuk kelas -,-". Bosan?! Kenapa harus aku yg jadi ketua senat? Aku pikir aku tak akan terpilih. Ikut saja itu karena ayahku yang memaksa, dia bilang aku harus menonjol?!! Dia tak mengerti apa arti kebebasaan? Untuuung saja dia masih mengizinkanku masuk ke jurusan seni, awalnya dia menyuruhku masuk ke jurusan kedokteran. JELAS! Aku menolak!!! Aku tak mau sampai berurusan dengan berbagai macam rumus dan hal yg berhubungan dengan kedokteran yang punya aturan tersendiri. Aku suka bebas, aku suka alam dan aku suka wanita (?). Pokoknya aku tak suka dikekang. Aku mengambil gitarku yang sudah kuanggap sebagai kekasihku itu, *haha*.. Tumben sekali aku malas memetik gitar. -,-" apa sebosan inikah hidupkuu? Ckckck..
Author POV
Leeteuk akhirnya bersandar ke kursi dan memjamkan matanya. Dia merasa bosan, dan tidur adalah salah satu cara yg bisa membuatnya lebih segar selain bermain musik.. Semalam dia habis di omeli oleh ayahnya karena dia tak datang ke acara party dikantor ayahnya itu. Leeteuk lebih memilih diam di kampus, entah berbuat apa. Leeteuk benci hal hal seperti itu. Dia lebih memilih diam dan menghindar. Leeteuk juga benci keramaian. Dia juga tak suka dengan yeoja yang membuatnya risih dan mengganggu waktunya. Bagi leeteuk, dia akan sangat mencintai satu yeoja saja dan orang itu ia dapatkan dengan cara yg sulit dan penuh pengorbanan. Dia juga tidak suka dengan kisah cinta yang biasanya ada di drama-drama. Dia yakin dia akan menciptakan cerita baru untuk itu! Dan sampai saat ini belum ada satu orang pun yeoja yang berhasil menbuat dirinya tertarik untuk membuat cerita baru itu. Hahaha ^_^ Seorang Park Jung Soo memang selektif untuk itu...
"Leeteuk ssi. Mahasiswa baru sudah berkumpul dilapangan. Ayo, cepat.." ujar salah seorang panitia. Leeteuk bangun dan segera pergi tanpa menjawab orang itu. Sesampainya dilapangan super besar dan yakinlah kalau sudah tengah hari panasnya sama saja seperti di padang pasir, dan pepohonan yang mengelilinginya juga tampak menggoda untuk ditempati. Leeteuk berdiri, melihat sejumlah mahasiswa yang sudah duduk dirumput. Keringat mereka sudah mulai mengucur karena dijemur. Kegiatan melelahkan pun dimulai. Leeteuk hanya memperhatikan mereka melakukan kegiatan itu. Ada senyum tipis terukir diwajahnya, geli sendiri melihat para juniornya yang super nurut dikerjai oleh para senior. "Apa tidak ada yang berontak seperti aku dulu? -,-" fikirnya penuh harap.
Tapi, sampai jam 12 siang semua junior masih tampak semangat ditengah terik matahari yang sekarang tepat diatas kepala, mereka pun diizinkan makan siang... Mata Leeteuk beredar, iseng iseng memperhatikan sekitarnya. Tapi, matanya tertuju pada 2 orang yeoja. Salah satu dari mereka terlihat sangat pucat, wajahnya berkeringat dan pipinya memerah. Temannya tampak khawatir melihat yeoja itu. Leeteuk berpikir sejenak, sepertinya dia pernah melihat yeoja itu. Ia akhirnya menghampiri mereka yang sedang duduk duduk dibawah pohon yang lumayan teduh walaupun tak seteduh yang lainnya. Yeoja yang terlihat pucat itu, seperti mau pingsan. Temannya tampak sangat khawatir. "Kenapa dia?"tanya leeteuk langsung. Badannya yang tinggi itu membuat keteduhan disana. "Sepertinya dia sakit sunbaenim.." jawab temannya. "Siapa namanya?" tanya leeteuk lagi. "Kim Taeyeon.." jawab temannya itu. "dan kau?" tanya leeteuk lagi -,-" "Aku Tiffany, hmm stephanie hwang.. Hmm sunbae bisa kau tolong dia?" ujar Tiffany ragu-ragu. Tanpa pikir panjang Leeteuk langsung mengangkat Taeyeon yang benar-benar lemah itu ke ruang kesehatan. Leeteuk merasa khawatir, dia seperti membawa orang sekarat, karena wajah Taeyeon benar-benar pucat.
Diruang kesehatan Leeteuk memperhatikan Taeyeon. Wajahnya yang pucat dan matanya yang terpejam karena kecapean. Membuat hati Leeteuk rasanya sakit, ia kemudian memperhatikan lagi wajah Taeyeon dengan lebih teliti, setiap lekukan wajah Taeyeon ia perhatikan dengan baik. Dan itu semakin membuat hatinya sakit??!! Luka yang sama sekali belum tertutup kali ini seperti makin terbuka. Makin sakit dan perih. Kembali pembuat luka itu, terngiang dikepalanya... Ia merasa, melupakan sesuatu dan hal itu saat ini kembali... "Terimakasih sunbae.." ujar tiffany ramah pada Leeteuk, dia baru kembali ke ruang kesehatan untuk membeli minuman. Leeteuk mengangguk dan segera keluar. Buru-buru Leeteuk menutup pintu dan berlari ke kamar mandi..
Taeyeon POV
Aku membuka mata, ruangan masih terasa berputar. Aku tak sanggup bangun, rasanya pusing sekali. Aku sendirian pula di ruangan ini. Apa Tiffany sudah pulang? Huaa.. Aku lihat jam tangan, sudah jam 4 sore. Semua mahasiswa pasti sudah bersiap pulang. Aku bagaimana ini?? ㅠ.ㅠ Akhirnya kuputuskan untuk keluar dan mengambil tasku. Ternyata perlengakapan ku sudah ada di samping tempat tidur, aku tinggal menggendongnya dan keluar ruangan. Di sebelah tasku terselip surat aku membukanya dan membacanya. "Taeyeon-ah.. Mianhae aku meninggalkanmu, tapi aku sudah bilang pada ketua senat aku harus segera pulang karena dirumah ada masalah. Mianhae Taeyeon-ah ㅍ.ㅍ". Kyaa tiffany, kau baik sekali. Aku tersenyum dan melipat surat itu, kemudian menaruhnya ditas. Lalu aku mengambil ponsel dan menghubungi supir untuk segera menjemputku...
Author POV
Taeyeon menunggu sudah setengah jam, tapi sang supir tak juga datang. Karena merasa bosan dan dia tak mau kesal nantinya, Taeyeon kembali masuk ke kampus, kakinya melangkah dengan sendirinya ke arah jarum jam 3, kalian ingat arah jarum jam 3 itu gedung jurusan seni. Taeyeon berjalan sendiri, memegangi kepalanya yang pusing lagi. Step by step, dia akhirnya berhenti di sebuah koridor sepi. Ia mendengar suara piano di mainkan, sejenak ia merasa merinding, tapi rasa takutnya terkalahkan dengan rasa penasaran. Akhirnya dia mendekati sumber suara piano itu, ternyata ada diujung koridor dan pintunya sedikit Terbuka. Taeyeon ragu sejenak mau masuk atau tidak. Akhirnya dia memilih untuk membuka pintu ruang itu sedikit, dan melihat seseorang bermain piano. Taeyeon sangat mengenal orang itu, dia Leeteuk, namja yg pertama kali bicara dgn Taeyeon di kampus ini. Leeteuk tampak serius memainkan nada demi nada. Taeyeon memperhatikannya serius.
Taeyeon yg terpana mendengar lagu itu, hanya berdiri diam di depan pintu, tangannya kaku padahal otaknya memerintahkan untuk tepuk tangan. Leeteuk menoleh dan kaget melihat Taeyeon yang sudah ada disana. Wajah sadar Taeyeon sekarang tampak makin jelas, Leeteuk merasa kembali sakit. Kenapa dia harus disini!!? "sedang apa kau disini?" tanya leeteuk penuh selidik. Taeyeon segera bangun dari lamunannya. "Hmm, mianhae. Aku aku, aku akan segera pergi" ujar taeyeon salah tingkah, ia segera berbalik. "tunggu! Mau kemana kau?" cegah leeteuk. Taeyeon balik badan dan kembali salting. "sini! Bantu aku menulis.." perintah leeteuk. Taeyeon bingung, ia akhirnya mendekati leeteuk. Kaku sekalii.. "Apa kau bisa menulis not??" tanya leeteuk serius. Taeyeon mengangguk. "Bisa tidak? Aku kan tanya.." ujar leeteuk lagi. "Aku bisa.." jawab Taeyeon. "Baiklah. Tuliskan not not balok ini ya.." leeteuk memeberikan kertas kosong pada Taeyeon. "Hmm, pulpennya?" ucap Taeyeon ragu. "Oh ya.. Pakai pulpenmu dulu. Aku tidak bawa." Taeyeon memasang muka datar (-,-) saat mendengar itu. Ia segera mengeluarkan pulpennya. Leeteuk tampak memperhatikan Taeyeon, "Kau ini pecinta warna biru ya??" dari tadi aku lihat semua peralatanmu pasti warna biru, ikat rambut mu biru, tas biru, pin juga biru, tempat pensil biru, lalu apalagi yang biru??" komentar leeteuk. Taeyeon malu dan tersenyum senang. "Aku sangaaaaat cinta biru" ujar Taeyeon semangat. Leeteuk tersenyum, "Oke baiklah baiklaah. Aku cukup tau saja" ujar leeteuk seadanya. Taeyeon langsung cemberut, dia tidak suka kalau orang tak mau mendengarkannya soal kecintaan dirinya dengan warna biru, tapi berhubung orang yang tak mau mendengarkannya ini orang sinis. Akhirnya ia menahan diri.. *ekekekk*
TBC~
Hahahaha, wookeeeh mianhae readers aku ngepost nya lamaaa -.-" hihi ^^v maklum udah kelas 9 banyak tugass :'(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar